Kamis, 26 Juni 2008

PENGURUS

LEMBAGA KESEHATAN MAHASISWA ISLAM

HMI CABANG MAKASSAR TIMUR

Sekretariat : Kompleks Asrama Mahasiswa Unhas Blok A No. 107-108 Tlp. (0411) 5753120

E-mail : lkmi_makassartimur@yahoo.com

بسم الله اَلرحمن اَلرحيم


Laporan Kerja LKMI HMI Cabang Makassar Timur

Periode 1428-1429 H / 2007-2008 M*

Bismillahir rahmanir rahiim

Assalamualaikum Wr.Wb.

Tiada kata yang paling indah dan penuh makna selain puji syukur kehadirat Dzat Yang Maha Terpuji, Maha Perkasa, Maha Bijaksana, Maha Kasih dan sayang kepada Setiap Makhluknya. Dialah pemilik realitas dari segala realitas, pemilik cinta dari segala cinta, yang menunjukkan kekuasaan-Nya di segenap cakrawala dan dalam jiwa setiap yang berjiwa. Tida daya dan kekuatan kita tanpa Kuasa-Nya. Segala puji hanyalah pantas kita alamatkan kepada-Nya karena hanya Dialah pemilik segala Puji.

Salam dan Kesejahteraan semoga tercurah pada sosok agung (Nabi Muhammad SAW) yang senantiasa mencurahkan hidup dan kehidupannya untuk kemaslahatan dan kebaikan ummat. Yang membawa dan menunjukkan ummat ke jalan yang lurus yang diridhoi oelh-Nya. Dialah pengejewantah dan pentransformasi Surat Cinta-Nya sehingga setiap jiwa dapat merasakan dan merindukan akan kehadiran-Nya.

Suatu perencanaan kerja tidak akan berhasil jikalau tidak ada keseriusan dalam melaksanakn kerja-kerja tersebut. Kerja-kerja yang dilakukan tentunya harus mengedepankan prinsip-prinsip kemaslahatan ummat, pun demikian di LKMI sebagai bagian dari HMI yang senantiasa mengedepankan untuk membela kaum-kaum mustadh’afin. Oleh karenanya, maka untuk mengetahui kebutuhan anggota LKMI HMI Cabang Makassar Timur, terlebih dahulu kami sampaikan narasi perjuangan LKMi HMI Cabang makassar Timur.

1. Sejarah dan Narasi Organisasi

Sebagai lembaga kekaryaan pada Himpunan Mahasiswa Islam, Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam memegang peranan yang bukan saja penting, tetapi lebih jauh dari itu, ikut menentukan eksistensi struktural organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) secara keseluruhan. Sejarah telah banyak membuktikan betapa signifikannya peran dan fungsi lembaga kekaryaan, termasuk LKMI, dalam menjaga kontinuitas pergerakan HMI. Bahkan pada beberapa kasus, meskipun ini terbilang tidak cukup baik, LKMI memegang peran yang cukup dominan dalam percaturan kelembagaan HMI, berjalan hampir sejajar seperti HMI Cabang.

Secara umum, lembaga kekaryaan dalam konteks kekinian, mendapatkan iklim yang cukup kondusif untuk berkembang jauh dari kondisi beberapa dekade sebelumnya. Pragmatisme yang kali terakhir menjadi momok bagi sebagian besar lapisan mahasiswa, kini berbuah pada kesan semakin teknisnya pilihan-pilihan mahasiswa akan “jalan hidup” yang mereka bakal tempuh. Pilihan akhirnya mereka banyak jatuhkan pada hal-hal yang lebih bersifat “praktis” dan tidak memerlukan “kajian” mendalam. Mungkin, antara lain karena inilah, pergerakan mahasiswa dalam defenisi universalnya, menemui degradasi kualitas maupun kuantitas, tetapi tidak menurunkan animo mahasiswa untuk melakoni aktivitas-aktivitas sosial-praktis yang tidak butuh banyak waktu untuk didiskusikan di kantor-kantor lembaga.

Dalam kondisi seperti ini, bak jamur yang mendapat batang tua yang lembab, lembaga-lembaga karya dari induk organisasi manapun itu, justru menunjukkan peningkatan aktivitas, dengan ragam kegiatan yang semakin melebar hingga pada tataran “berinteraksi” langsung dengan masyarakat. Tak terkecuali lembaga kekaryaan yang bernaung di bawah HMI. Meskipun tidak secara keseluruhan terjadi di lembaga kekaryaan HMI, kecenderungan yang sama juga banyak menghinggapi lembaga semi otonom HMI seperti Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI), Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI), Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI), dan sebagainya.

HMI Cabang dan lembaga Kekaryaan

Kebutuhan akan perluasan aktivitas dan desakan atas regionalisasi-politik di tubuh HMI Cabang Makassar (dulu HMI Cabang Ujung Pandang) berujung pada pemekaran HMI Cabang Makassar menjadi tiga cabang, yaitu HMI Cabang Makassar (sering disebut Cabang Metro), HMI Cabang Makassar Timur dan HMI Cabang Gowa Raya.

Eksistensi HMI sebagai organisasi pengkaderan dan organisasi perjuangan merosot beberapa tahun terakhir. Krisis kepercayaan publik menggerogoti organisasi ini, bahkan pada beberapa bagian dicap sebagai “kafir”, “pembual” dan hanya sebagai “jago bicara” saja. Sebuah sarkasme yang bahkan tidak bisa kita tunjukkan satu alasan pun untuk menyalahkannya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pergulatan HMI kini terdepak jauh dari realitas historisnya sebagai “penggerak perubahan”. HMI kini bahkan mendapati dirinya dalam ironi: bergulat melawan dirinya sendiri.

Fenomena yang justru terbalik kita jumpai pada beberapa lembaga kekaryaan di wilayah ini. Meskipun tidak juga kita bisa pungkiri bahwa perkembangan lembaga kekaryaan di tingkat cabang sedikit banyak dipengaruhi oleh kinerja pengurus HMI Cabang, tetapi pada kasus-kasus tertentu, lembaga kekaryaan justru menjadi jalur “alternatif” bagi sejumlah anggota HMI untuk berkarya dan berbuat yang nyata bagi masyarakat. Kejenuhan akan simpang-siurnya nasib HMI berikut keterpurukan pengkaderan di dalamnya, menjadi salah satu alasan mengapa tawaran untuk terjun dalam perkara-perkara teknis-praktis seperti yang banyak dilakukan di lembaga-lembaga kekaryaan, diterima sebagian besar anggota dengan gembira.

Sejumlah lembaga kekaryaan tumbuh dan berkembang di wilayah ini. Yang paling menggembirakan adalah bangkitnya Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) di Cabang Makassar Metro, Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) di HMI Cabang Gowa Raya dan Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) di HMI Cabang Makassar Timur. Yang disebutkan di atas adalah lembaga kekaryaan yang memiliki frekuensi kegiatan yang porsinya lebih besar, dengan tidak menafikkan lembaga kekaryaan lainnya yang juga tidak kalah aktifnya. Perkembangan yang linear dari beberapa lembaga kekaryaan tersebut merupakan kebanggaan tersendiri di tengah hampir ambruknya eksistensi HMI Cabang di wilayah Makassar. Sedikit banyak, masih eksisnya nama “HMI” banyak dibantu oleh progresifitas yang dilakukan oleh kawan-kawan di lembaga kekaryaan.

Dengan demikian, menjadi wajar mempertanyakan niat dan tujuan kader HMI untuk masuk dalam jajaran kepengurusan di tingkat HMI Cabang atau Lembaga Kekaryaan; antara kebutuhan popularitas teknis-praktis dan ikhtiar mewujudkan tujuan HMI secara paripurna.

Periode berikutnya, lembaga kekaryaan kemudian diubah menjadi Lembaga Pengembangan Profesi. Ini tentunya sedikit banyak berdampak pada progresitifitas dan narasi LKMI HMI itu sendiri.

Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam HMI Cabang Makassar Timur

Membincang LKMI-HMI Cabang Makassar Timur meniscayakan kita untuk kembali meninjau historiositasi kelahiran lembaga kekaryaan dalam tubuh HMI. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dibentuk secara resmi pada 14 September 1963, pada pelaksanaan KONGRES VII HMI di Jakarta. Pembentukan Lembaga kekaryaan ini didasari oleh besarnya minat anggota HMI pada saat itu untuk mengabdikan diri dalam program-program pengabdian dan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. Selain itu, dengan membentuk wadah tersendiri untuk membidangi hal ini, maka konsentrasi pengurus HMI pada wlevel HMI Cabang dan Pengurus Besar tidak lagi terbagi untuk mengurusi hal-hal yang sifatnya teknis-praktis.

Setelah terbentuknya HMI Cabang Makassar Timur pada tahun 2000 di Makassar, sekitar dua tahun kemudian atau bertepatan dengan tanggal 25 Maret 2003, Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) HMI Cabang Makassar Timur dibentuk resmi dengan pergiliran kepengurusan (Ketua Umum) seperti di bawah ini:

·1. A. Bau Tune Mangkau (HMI Komisariat Fakultas Kedokteran Unhas Angkatan 1997), Periode 2003-2004 (Tidak menyelsaikan jabatan karena alasan belum ikut LK II HMI)

·2. Syaifuddin Zuhri (HMI Komisariat Fakultas Kedokteran Gigi Unhas) Periode 2003-2004 (Menggantikan A. Bau Tune Mangkau, tetapi juga tidak menyelesaikan jabatan karena alasan melanjutkan studi S2 di Jakarta)

·3. Joko Hendarto (HMI Komisariat Fakultas Kedokteran Unhas), Periode 2003-2004, (Menggantikan Syaifuddin Zuhri hingga akhir periode kepengurusan tahun 2004)

·4. Asri Tadda (HMI Komisariat Fakultas Kedokteran Unhas), Periode 2004-2005

·5. M. Alim Bahri (HMI Komisariat Kesehatan Masyarakat UNHAS) periode 2005 – 2007

·6. Dede Asep P. (HMI Komisariat Kedokteran Gigi UNHAS) Periode 2007-2008

Pada mulanya, pembentukan LKMI-HMI Cabang Makassar Timur memang dilandasi oleh kesepahaman akan kebutuhan hadirnya lembaga kekaryaan yang dapat “menaungi” kerja-kerja HMI Cabang Makassar Timur di bidang kesehatan, apalagi di wilayah Cabang Makassar Timur terdapat sedikitnya empat (4) HMI Komisariat yang memiliki latar belakang ilmu kesehatan. Sampai saat ini, LKMI HMI Cabang Makassar Timur melingkupi 4 komisariat HMI yang berlatar disiplin kesehatan, yakni HMI Komisariat Kedokteran Unhas, HMI Komisariat Kedokteran Gigi Unhas, HMI Komisariat Kesehatan Masyarakat Unhas, dan HMI Komisariat Farmasi Unhas.

Narasi Organisasi LKMI-HMI Cabang Makassar Timur

Tujuan LKMI HMI adalah Terbinanya Insan Cita HMI yang memiliki profesionalisme di bidang kesehatan guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Untuk mencapai tujuab tersebut, juga sebagai panduan gerak, maka LKMI HMI cabang Makassar Timur merumuskan narasi organisasinya lewat visi dan misi. Setelah melalui tahap dan perdebatan yang alot, maka pengurus LKMI HMI Cabang Makassar Timur menurunkan dan merumuskan visi misi organisasi, yaitu:

Visi LKMI-HMI Cabang Makassar Timur adalah “Mewujudkan masyarakat dengan Kesadaran Sehat Menuju Peningkatan Kualitas Peradaban”.

Penjabaran visi kemudian dilakukan dalam bentuk misi-misi organisasi, yang terdiri atas:

· Meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa Islam, khususnya disiplin ilmu kesehatan (FK/FKG/FKM, dan Farmasi) dalam merealisasikan tangung jawab eksistensial dan keilmuan di bidang kesehatan

· Membangun upaya penyadaran kesehatan dengan segala aspeknya kepada masyarakat melalui pola kemitraan dengan pemerintah, OKP/LSM, dan institusi-institusi relevan lainnya

· Mengoptimalisasikan peran aktif Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) sebagai wujud kontekstualisasi nilai-nilai ke-HMI-an dalam usaha mengkaji, menganalisa, mengevaluasi, mengkritisi dan mengembangkan secara positif kebijakan-kebijakan kesehatan dalam masyarakat

Tafsir Visi LKMI HMI Cabang Makassar Timur

Visi LKMI HMI Cabang Makassar Timur sebagaimana juga telah dituliskan sebelumnya : “Mewujudkan Masyarakat dengan Kesadaran Sehat Menuju Peningkatan Kulitas Peradaban”, pada prinsipnya memuat berbagai pemikiran yang melatarbelakangi kelahirannya sebagai salah satu bagian dari narasi organisasi ini. Titik tekan dalam narasi ini adalah “Kesadaran Sehat”. Kesadaran sehat merupakan kondisi hidup yang selanjutnya sangat ditentukan oleh adanya “kemerdekaan untuk sehat”. Kesadaran yang dalam pengejewantahannya diwujudkan dalam pendekatan edukatif dan partisipatif, memang seharusnya menjadi patron setiap program pembangunan kesehatan yang kita selenggarakan. Partisipasi masyarakat hanya akan terbangun jika kepada mereka kita bangkitkan kepercayaan untuk mengurusi diri dan kesehatan mereka sendiri, tetapi dengan sebelumnya dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk mengetahui apa daan bagaimana menjaga kesehatan itu sendiri.

Pada kenyataannya, masyarakat kerap tidak bisa berbuat banyak untuk menghindari atau mengobati diri mereka saat jatuh sakit. Mereka seakan telah ditempatkan pada posisi inferior untuk hanya selalu “menerima” apa yang akan terjadi tanpa sedikit pun bisa membela diri. Hal ini sesungguhnya menjadi portal of entry­-nya setiap program advokasi yang dibangun secara partisipatif dari masyarakat yang sebenarnya telah menyadari ketakberdayaan mereka. Lembaga-lembaga advokasi kesehatan mesti menempatkan dirinya pada pihak penyerta (mitra paham) saja, bukan pada motor advokasi. Karena itulah masyarakat harus dipahamkan tentang hak-hak mereka atas penghidupan dan kesehatahan yang lebih baik

2. Kerangka dan Implementasi Kerja LKMI HMI Cabang Makassar Timur (Laporan kegiatan satu periode kepengurusan)

a. Kerangka Kerja LKMI HMI

Berubahnya status LKMI HMI dari Lembaga Kekaryaan menjadi Lembaga Pengembangan Profesi, yang kemudian diikuti dengan perubahan struktur yang ada di LKMI HMI, berimbas pada setiap aktualisasi kerja yang dilakukan LKMI HMI. Kerja LKMI HMI seolah-olah di arahkan pada hal yang praktis dan taktis saja.

Mengacu pada AD / ART HMI serta PD / PRT LKMI HMI, maka struktur dan rencana strategis yang dilakukan oleh LKMI HMI Cabang Makassar Timur , sebagai realisasi dari narasi organisasi adalah terdiri dari Direktur Utama, yang dibantu oleh struktur kepengurusan sebagai berikut:

1. Bidang Pengembangan dan Penelitian

- Melakukan penelitian, analisis dan mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan berbagai aspek pembangunan kesehatan

- Mengembangkan pola kajian dan diskursus yang kontinyu untuk menggali pemikiran yang bermanfaat bagi sektor kesehatan, baik lokal maupun nasional

- Memperingati hari-hari kesehatan

2. Bidang Kaderisasi dan Pengembangan Sumder Daya Anggota

- Pusat Data, Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kader/Anggota LKMI

- Menangani pola recruitment anggota LKMI

- Meningkatkan kemampuan dasar / skill up grade, khususnya identitas ke-LKMI-an dank e_HMI-an

- Pengembangan skill medis praktis sesuai disiplin profesi anggota

- Pelatihan advokasi kesehatan

- Peningkatan Kapasitas Anggota : jurnalistik kesehatan, promosi kesehatan, manajemen klinik, training lainnya.

3. Bidang Partisipasi Pembangunan Kesehatan

- Melakukan advokasi terhadap kebijakan kesehatan yang tidak menguntungkan publik, terutama bagi masyarakat miskin

- Mengembangkan program-program alternatif partisipasi LKMI dalam upaya pembangunan kesehatan

4. Bidang Pelayanan Medik (Yanmed)

- Mengelola operasionalisasi tim taktis YAR-C (Yakusa Rescue committee).

- Menumbuhkembangkan semangat, etos dan kepedulian sosial anggota dalam bingkai pengabdian kemanusiaan dan semangat profesionalisme

- Bertanggung jawab atas pengiriman tim medis LKMI ke daerah-daerah bencana atau jika diminta oleh pihak eksternal LKMI

5. Bidang Informasi dan Komunikasi

- Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah dan organisasi sosial kemasyarakatan lain dalam berbagai aspek penyelenggaraan pembangunan kesehatan

- Memperluas jaringan kemitraan baik intra maupun ekstra LKMI-HMI, dalam upaya mewujudkan kondusifitas kinerja dan pencapaian tujuan lembaga

- Bertanggung jawab atas penawaran kerja sama yang dimasukan pihak luar LKMI-HMI, untuk selanjutnya didisposisi ke bidang yang terkait

Kelima Bidang tersebut dibantu oleh Bidang Keuangan yang berperan dalam pengelolaan dan pendanaan organisasi, serta Bidang Kesekretariatan.

b. Implementasi Kerangka Kerja

1. Kampanye Sehari tanpa Tembakau

Kegiatan ini dilakukan menyusul peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (International Free Tobacco Day) pada tanggal 31 Mei 2007 di Depan Pintu I UNHAS. Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian LKMI HMI Cabang Makassar Timur dalam upaya melakukan proses-proses prevetif dan promotif dalam bidang kesehatan.

2. Aksi Simpatik Turunkan Menkes 1

Aksi ini merupakan rangkaian aksi yang berawal dari kajian yang mendalam terhadap Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pelaksanaan terhadap 6 subsiste mKesehatan nasional masih jauh dari yang diharapkan. Kesehatan masih menajdi nomor sekina dari pembangunan, belum menjadi salah satu prioritas. Padahal dalam beberapa kesepakatan internasional dikatakan bahwa kesehatan adalah Hak Azasi, Hak dasar setiap manusia. Hal ini diperparah oleh kinerja menteri kesehatan yang kurang peka terhadap permasalahan kesehatan bangsa.

Aksi ini dilakukan pada tanggal 12 September 2007, berangkat dari UNHAS menuju ke Kantor DPRD Propinsi Sulawesi Selatan. Terjadi kesepakatan dengan anggota Dewan untuk menyampaikan permasalahan ini ke Kantor Departemen Kesehatan Nasional, lewat memfaks surat pernyataan yang ditandatangani oleh anggota Dewan.

3. Aksi Simpatik Turunkan Menkes 2

Aksi ini merupakan aksi lanjutan atas ketiadaan perubahan pada kondisi kesehatan bangsa. Aksi ini dilakukan sekaligus memperingati Hari Kesehatan Nasional pada tanggal 12 November 2007. tempat aksi adalah di depan kampus UNHAS.

4. Latihan Kader Kesehatan

Dalam pasal 4 Pedoman Rumah Tangga LKMI HMI tentang syarat keanggotaan, meniscayakan adanya latihan khusus LKMI HMI. Maka setelah sekian lama menanti hadirnya konsep latihan Khusus tersebut, maka LKMI HMI Cabang Makassar Timur memulai langkah untuk menentukan dan merumuskan latihan khusus bagi anggota HMI yang berasal dari disiplin ilmu kesehatan. Latihan khusus tersebut kami beri nama Latihan kader Kesehatan.

Sebenarnya di LKMI HMI sendiri telah ada pedoman latihan khusus, namun kami rasa bahwa sudah selayaknya LKMI HMI tidak hanya bergelut pada pelatihan-pelatihan Praktis keilmuan saja, tetapi harus mengarah pada upaya-upaya advokasi permasalahan kesehatan.

Konsep LKKes, berasal dari proses advokasi yang sangat panjang terhadap Sistem Kesehatan Nasional. Ini menjadi penting mengingat segala kebijakan pemerintah tentang kesehatan mengacu 6 subsistem kesehatan. Sejauh mana keberhasilan penerapan SKN ini. Mengingat konsep dari LKKes ini, maka kami mengajukan kegiatan ini sebagai kegiatan pengkaderan Khusus tingkat lanjut di LKMI HMI, sebagaimana pengkaderan lainnya di organisasi HMI seperti LKK (Latihan Kader KOHATI). Untuk konsep LKKes, akan kami bahas secara tersendiri.

Adapun Rangkaian kegiatan LKKes:

- Studi Tematik / Literatur dengan tujuan utama memaparkan kajian dan cakupan wacana dalam kegiatan pelatihan ini, yang diselenggrakan pada tanggal 7 April 2008

- Diskusi Reguler bertujuan untuk memberikan pengetahuan awal bagi calon peserta sebagai bekal kognitif dalam pemahaman materi dan proses diskusi pada saat pelatihan, dilaksanakan pada 8-12 april 2008

- Seleksi Peserta, tanggal 14 – 20 April 2008, dimana calon peserta diuji:

· Pengetahuan tentang Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI

· Pengetahuan tentang Keorganisasian, Kemahasiswaan, dan Kebangsaan, dan permasalahan Kesehatan

· Kajian Tematik dan Pemaparan Proposal

- Kegiatan Pelatihan pada tanggal 21-26 April 2008

- Pasca Pelatihan

Istilah yang digunakan untuk kegiatan pasca pelatihan adalah Follow up. Ada beberapa hal yang ingin disentuh pada kegiatan follow up, yaitu semangat mengakar pada masyarakat yang diwujudkan dengan Program Pendampingan Desa Kera-Kera, yang meliputi aktivitas subprogram berupa Tim Kesehatan Keluarga (terdiri dari dokter umum, dokter gigi, apoteker, dan sarjana kesehatan masyarakat), yaitu usaha untuk memberikan pelayanan komprehensif bagi masyarakat dampingan sekaligus dapat menjadi ruang kader dalam usaha pengembangan profesinya sesuai bidang keilmuan masing-masing, juga dapat menjadi wadah untuk mengorganisir rakyat. Unuk sementara program ini masih dalam tahap konsolidasi dengan pihak setempat..

Kegiatan follow up lainnya adalah kajian wacana kesehatan dan dialog intensif dengan instansi dan atau organisasi terkait, seperti Pemerintah Daerah (Gurbernur/ Dinkes), dan DPRD untuk mengawal dan menindaklanjuti dialog sebelumnya, terutama mengenai Program Kesehatan Gratis Sulsel.

5. Kegiatan-kegiatan Pengabdian

Tentunya LKMI HMI Cabang Makassar Timur, tidak hanya terpatron pada upaya advokasi, namun juga upaya-upaya pengabdian terhadap masyarakat.

Adapun beberapa kegiatan yang telaj akmi lakukan adalah sebagai berikut:

a. Bakti Sosial Kesehatan Terpadu, Desa Mariso, Makassar

Kegiatan ini merupakan kegiatan peduli social yang bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Hasanuddin, adapun bentuk kegiatannya adalah sirkumsisi, pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan kesehatan gigi dan penanganannya, penyuluhan kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Juni 2007

b. Bakti Sosial Kesehatan Terpadu di Sinjai

Kegiatan ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2007, di Kabupaten Sinjai, Sulawesi selatan. bentuk kegiatannya adalah sirkumsisi, pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan kesehatan gigi dan penanganannya, penyuluhan kesehatan.

c. Donor Darah

Dilaksanakan beberapa kali dalam kepengurusan, mengambil lokasi di Universitas Hasanuddin

d. Posko Mudik Lebaran

Posko mudik lebaran dilaksanakan mulai lima hari sebelum perayaan Idul Fitri 1428 H mengambil tempat di terminal Daya, yang merupakan salah satu terminal dengan kepadatan yang cukup tinggi.

e. sahur on the road

Upaya untuk mengajak anak jalanan untuk sahur bersama

f. Pengiriman Tim Kesehatan ke berbagai even, misalnya ke Dentistry unlimited dan siaga tahun baru

6. Pembentukan AMPERA

LKMI HMI Cabang Makassar Timur menginisiasi terbentuknya AMPERA (Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat). Suatu Aliansi yang terdiri atas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badko Sulselra, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Sulsel, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Tujuan Aliansi ini adalah meminta komitmen para kandidat gubernur Sulawesi Selatan terhadap permasalahan-permasalan yang terjadi, utamanya permasalahan pendidikan dan kesehatan. Dialog kami lakukan terhadap ketiga kandidat gubernur, mulai dari Bpk Abd Azis Kahar Muzakkar, Bapak Amin Syam, dan Bapak Syahrul Yasin Limpo. Komitmen tersebut menjadi pegangan untuk mengawal kinerja gubernur terpilih.

3. Proyeksi LKMI HMI Cabang Makassar Timur ke depan

Meningat besarnya potensi yang dimiliki oleh LKMI HMI Cabang Makassar Timur, dimana terdapat empat disiplin ilmu yang senantiasa bersinergis dalam kerja-kerja nyata terhadap kegiatan-kegiatan social dan pengabdian terhadap masyarakat, maka perlu banyak strategi upaya yang dilakukan agar LKMI HMI tetap dalam jargon sebagai sentrum advokasi kesehatan di tingkatan mahasiswa. Beragam disiplin ilmu yang tergabung dalam LKMI HMI menjadikan corak tersendiri bagi LKMi HMI.

Kerja-kerja nyata pengabdian terhadap masyarakat menjadi hal yang penting untuk dipertahankan.

Namun demikian, seiring dengan perkembangan paradigma dunia kesehatan, dimana kesehatan lebih diarahkan pada upaya-upaya promotif dan preventif yang diharapkan menjadikan manusia yang lebih produktif, maka selayaknya yang lebih utama dilakukan adalah proses-proses advokasi dan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya nilai kesehatan. Baru-baru ini, Kepala Daerah sulawesi Selatan mencanangkan program Kesehatan Gratis. Ini tentunya menjadi modal tersendiri bagi LKMI HMI Cabang Makassar Timur untuk mengambil peran sebagai lembaga advokasi di bidang kesehatan. Pengawalan terhadap SKN (Sistem Kesehatan nasional) dan SKP (Sistem Kesehatan Propinsi) tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan pada pencarian solusi bersama untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.

4. Penutup

Demikianlah Laporan Kerja LKMI HMI Cabang Makassar Timur dalam satu periode kepengurusan. Rintangan bukanlah halangan, dia adalah tantangan. Tiada yang tak mungkin dilakukan ketika kita bersungguh-sungguh untuk melakukan. Banyak hal yang mesti kita benahi di LKMI HMI. Saatnya kita bersama, merubah kondisi. Jangan hanya diam tergilas sejarah, tanpa menorehkan tinta emas dalam lembaran sejarah tersebut.

Yakin Usaha Sampai,

Billahit taufik Walhidayah

Makassar, 17 Jumadil Akhir 1429 H

20 Juni 2008 M

PENGURUS

LEMBAGA KESEHATAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG MAKASSAR TIMUR

PERIODE 1428-1429 H / 2007-2008 M



DEDE ASEP P

Direktur Utama


* Ket. Seyogyanya laporan kerja LKMI HMI Cabang Makassar Timur ini akan dibacakan dalam Rakornas LKMI HMI di Jakarta pada tanggal 21-23 Juni 2008. namun, karena sesuatu dan lain hal sehingga pengurus LKMi HMI Cabang Makassar Timur tidak bisa hadir dalam kegiatan tersebut. permohonan maaf yang sebesar2nya kepada kawan2 LKMI HMI se-Indonesia serta pengurus Bakornas LKMI HMI atas ketidakhadiran tersebut

Minggu, 27 April 2008

blog baru..semangat baru

blog baru semangat baru...tetap dengan misi awal...mengabarkan kedamaian...yakin usaha sampai